Category Archives: Pengalaman

Spiritual Capital Assessment

Pernah atau akan menghadapi Spiritual Capital Assessment? Ya, tes ini merupakan salah satu cara untuk menguji kapasitas modal spiritual yang dimiliki oleh seseorang. Biasanya digunakan dalam rangkaian seleksi beasiswa seperti yang satu ini, beasiswa Mien R Uno Foundation dan beasiswa Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri atau Rumah Kepemimpinan. Soal berikut saya peroleh dari www.dwioktamahardika.blogspot.com. Jika anda sedang berjuang untuk ini, semoga dilapangkan jalannya oleh Allah SWT 🙂

 

 

SPIRITUAL CAPITAL ASSESSMENT (SCA)

BEASISWA MRUF ENVOY PROGRAM

2014

 

 

 

 

Nama
Universitas
Fakultas
Departemen
Angkatan

 

 

 

 

 

                                                 Kode:  SCA/2014          

 

 

 

 

Pengantar

Yang anda hadapi di bawah ini bukanlah tes.  Dengan demikian tidak ada jawaban yang ”benar” atau ”salah”.  Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban yang membuat kami mengenal diri anda yang sesungguhnya, sehingga kami dapat memberikan dukungan yang lebih tepat.

Untuk memperoleh hasil terbaik, optimalkanlah rasa dan perasaan anda, bahkan juga imajinasi anda, dalam menjawab, dan jawablah dengan spontan, tidak perlu terkungkung oleh hal-hal teknis seperti pilihan kata, struktur kalimat, dan sebagainya. Jika anda ingin mengganti jawaban yang sudah terlanjur ditulis, tidak perlu ragu-ragu untuk mencoretnya dan kemudian menuliskan jawaban baru yang anda rasa lebih pas.

Tuliskan jawaban anda di area yang kosong. Jika masih kurang, jangan ragu-ragu menggunakan halaman sebaliknya. Selamat merenung, merasakan, dan berimajinasi.

Bagian 1-a

Pada saat berusia 40 tahun saya akan berada di ……………………………, menjadi …………………………..,

dan melakukan …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada saat berusia 50 tahun saya akan berada di ……………………………, menjadi …………………………..,

dan melakukan …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada saat berusia 60 tahun saya akan berada di ……………………………, menjadi …………………………..,

dan melakukan …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagian 1-b

Suatu saat setelah saya meninggal dunia, orang-orang yang mengenal saya membicarakan saya.  Saya ingin mendengar mereka mengatakan ….

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

_________________________________________________________________________

Bagian 1-c

Saya sangat yakin bahwa kebahagiaan terbesar akan saya rasakan jika …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Saya juga sangat yakin bahwa kebanggaan tertinggi akan saya peroleh jika …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagian 1-d

Model dan konsep kepemimpinan yang saya percayai dan saya wujudkan dalam kehidupan adalah …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagian 2

Kontribusi saya sebagai seorang Mahasiswa di Kampus saya adalah …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kontribusi saya sebagai seorang (calon) Pengusaha adalah …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagi saya kampus adalah …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagi saya berbisnis adalah …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagi saya bangsa Indonesia adalah …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagian 3-a

Berikut adalah tujuh hal yang paling berarti dalam hidup saya (secara berurutan).  Demikian berartinya ketujuh hal tersebut, sehingga jika hidup saya sejalan dengannya saya akan merasa sangat bahagia, sebaliknya jika saya atau orang lain melanggar hal-hal tersebut saya akan merasa sangat terluka.  Ketujuh hal tersebut masing-masing juga memiliki makna yang khusus bagi saya, sebagaimana saya tuliskan di bawah ini.

Peringkat Hal Makna
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagian 3-b

Lima hal berikut ini (secara berurutan) akan membuat saya sangat menghargai orang yang melakukannya.

Peringkat Perbuatan Alasan
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lima hal berikut ini (secara berurutan) adalah perbuatan yang sangat saya benci/sangat tidak saya sukai jika orang lain melakukannya.

Peringkat Perbuatan Alasan
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagian 4

Motivasi saya untuk mendapatkan Beasiswa MRUF adalah :

 

 

 

 

 

 

 

 

Jika saya diterima sebagai penerima Beasiswa MRUF, saya akan:

 

 

 

 

 

 

 

 

Pastikan anda telah menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur dan terbuka.

Seluruh jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan PPSDMS bertanggungjawab jika

seandainya terjadi penyalahgunaan.

Kamus Besar

Kamus. Adalah benda yang tak asing bagi para pelajar dan nyaris semua orang memilikinya. Disanalah ibu yang melahirkan berbagai macam kalimat, pembicaraan, bahasa, mantera, seni dan sebagainya. Semua orang pasti menggunakan kosa kata dari kamus untuk berkomunikasi. Hal ini tak jauh berbeda dengan Wanagama. Dalam kacamataku, Wanagama bak kamus besar multibahasa yang menjadi pangkal dari berbagai hal yang banyak orang entah sadar atau tidak banyak mengambil manfaat dari keberadaannya. Dalam kamus Wanagama ini terkandung istilah-istilah yang berhubungan dengan hutan, ilmu, belajar, liburan, korsa, inspirasi, professor, puzzle dan masih banyak istilah lainya yang tidak mungkin untuk kusebutkan satu-satu.

Aku terpana ketika memasuki kawasan Hutan Pendidikan Wanagama (HPW) untuk pertama kalinya, saat mengikuti acara Forestry Camping 2016. Bagaimana tidak? Sebelum datang ke tempat ini sudah banyak cerita yang kudengar dari beberapa rekanku. Tapi kebanyakan cerita itu hanya menceritakan sisi buruk Forestry Campingnya saja. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang aku lihat disini.

Wanagama ini sekilas mirip sekali dengan ladang milik kakek-nenekku di desa. Banyak pepohonan tinggi, suasana yang sejuk, lengkap beserta cerita mistis yang membuat bulu kuduk berdiri.

Berada di Wanagama melebarkan pandanganku tentang alam, khususnya hutan. Dulu di Gunung Ungaran kutemui jenis hutan yang masih alami, kakak kelasku menyebutnya dengan virgin forest. Hutannya sangat rapat, lembab, pohon tinggi-tinggi dan tumbuh lumut dimana-mana. Bukan maksudku untuk membandingkan antara hutan alami dengan hutan buatan, kawan. Wanagama ini berbeda dan teramat spesial. Wanagama adalah seni tentang bagaimana manusia mampu membangun hutan dengan kondisi sangat mirip dengan hutan alami, pada lahan yang dulu dianggap tidak mungkin tanaman bisa tumbuh. Kembali pikiranku dibawa melayang ke Wanagama.

Masalah siapa orang yang membangun Wanagama ini, pada awalnya aku tidak percaya jika hutan semegah ini dibangun oleh orang-orang hebat dari Fakultas Kehutanan UGM. Pasalnya mindsetku tentang pendidik baik guru maupun dosen hanyalah pemberi teori tanpa terjun ke lapangan. Begitu turun dari bus, aku terkejut melihat kenyataan yang sebenarnya di lapangan. Aku merasa malu dengan cara berpikirku dulu yang kolot dan kurang berwawasan. Wanagama telah membawa pandangan baru bagiku tentang peran seorang dosen, tentang professor, tentang pendidik. Sangat pantas untuk mereka menyandang gelar tersebut karena karya-karya mereka luar biasa, membuat orang lain terkagum-kagum.

Wanagama merupakan potret nyata dari kerja keras dan kepedulian orang-orang berpendidikan untuk masyarakat. Aih aku merasa tanggung jawabku meningkat dari sekedar belajar. Ternyata lebih dari itu, aku adalah bagian dari Universitas Gadjah Mada yang notabene adalah Universitas Kerakyatan, banyak bentuk pengabdian masyarakat yang menjadi percontohan bagi perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia. Tiba-tiba kepalaku sesak oleh gagasan semacam itu.

Hutan Wanagama jelas berbeda dengan hutan lain yang pernah kulihat, meskipun baru sedikit sekali wilayah hutan yang aku lihat. Sangat kentara kalau Wanagama ini dibangun tidak dengan asal-asalan, melainkan dengan konsep dan terstruktur. Hutan ini dibangun dengan ilmu, sarat akan pengetahuan, dan hal  ilmiah lain.

Bisa dilihat dari bagaimana awal mereka membangun, dengan tanaman pionir, pemeliharaan yang sangat susah, kemudian dilanjutkan dengan suksesi lainnya, muncul mata air dan kehidupan bawah tanah, habitat konservasi insitu dan eksitu tanaman dan satwa, sampai sekarang menjadi bakalan ekowisata. Dengan apa kalau tidak dengan ilmu? Tak dapat kubayangkan mereka memaksa tanaman untuk tumbuh di daerah batu bertanah, hingga tanaman itu sendiri yang mengubahnya menjadi tanah subur selayaknya sekarang.

Aku dibuat takjub dengan fenomena ini. Rasanya ingin menjadi bagian dari barisan pembangun hutan ini, meski sekedar gadis baki sekalipun. Ingin sekali menjadi Prof. Oemi Haniin, sosok perempuan yang dengan beraninya memimpin rehabilitasi lahan kritis Pengunungan Karst Seribu. Beliau yang pantang menyerah dan berjuang mati-matian untuk kebermanfaatan. Ide dan karyanya tidak hanya abadi dalam sebuah buku, namun hasil nyatanya dapat bermanfaat untuk banyak orang.

Kudapat cerita ini melalui pemaparan materi, kawan. Tapi nampaknya memang benar demikian, karena begitulah adanya.

Aku selalu kagum dengan penulis kamus, tentang bagaimana usahanya hingga tercipta kamus-kamus tebal. Meskipun karyanya banyak dibajak di pasaran. Barisan professor dari Fakultas Kehutanan ini kupermisalkan penulis kamus. Pencipta ribuan istilah yang muncul dari Wanagama. Istilah akademis maupun non akademis, istilah harapan maupun istilah kenyataan, dan nilai-nilai kehidupan yang banyak tesirat disana. Banyak orang terinspirasi dan tentu saja mengucapkan terima kasih untuk mereka yang berjasa. Tuhan, jadikan kami generasi seperti mereka. Mereka yang peduli akan nasib rakyat kecil yang didasari lingkungan.

Meskipun demikian, Wanagama tetaplah Wanagama. Ia ibarat gadis desa yang tampil anggun dan diasuh dengan penuh kasih sayang oleh orang tuanya. Ia punya kepribadian yang baik. Sederhana saja. Sama sekali tidak tinggi hati meskipun namanya digaung-gaungkan di dunia luar sana. Di usianya yang sudah berkepala empat, Wanagama tetap tampil menawan dengan segala kharismanya, bahkan semakin molek. Hal ini tidak lepas dari peran rimbawan-rimbawati Bulaksumur yang berusaha sedemikian rupa hingga hasilnya dapat kita nikmati saat ini. Tak heran ketika Pangeran Charles jauh-jauh dari Kerajaan Inggris sana kagum ketika mengunjungi Wanagama. Bahkan Ibu Megawati RI 1 ke-5, beliau kagum dan peduli dengan riset dan pengembangan Wanagama hingga namanya diabadikan dalam pohon jati, “Jati Mega”. Banyak lagi tokoh-tokoh lain yang juga terinspirasi.

Lepas dari itu semua, di Wanagama kutemukan cuplikan kisah masa laluku yang gemar sekali berpetualang. Aku senang sekali bereksplorasi ke alas dengan teman-temanku dulu. Mencari pakan ternak, mencari satang, burung, madu, buah, ikan, atau sekedar berlari pagi untuk melihat-lihat pemandangan seperti kebanyakan orang lakukan saat ini. Tanpa kutahu bahwa jalan hidup yang kujalani sekarang ini adalah lanjutan dari kisah masa kecilku yang sempat terhenti beberapa saat.

Aku yang dulu sempat ber-huh ketika tahu bahwa aku diterima di Fakultas Kehutanan, seolah menemukan potongan puzzle dari alasan-alasan mengapa aku dikirim Tuhan untuk berada disini. Tuhan selalu punya alasan atas apapun jalan hidup seseorang. Benar kata Pak Atus bahwa, “Setelah kalian pulang dari Forest Camp ini, kalian akan mendaftar lagi SBMPTN tahun depan (?). Itu tidak. Setelah kalian pulang dari Forest Camp ini, kalian akan melepaskan diri dari Fakultas Kehutanan (?). İtu tidak”. Dan akupun mengamininya diam-diam. Semoga malaikat-malaikat baik juga demikian.

Lebih-lebih aku merasa sangat bersyukur banyak pelajaran yang kudapatkan selama disini. Bukan hanya teori dan praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Kehutanan saja. Nilai-nilai rimbawan banyak sekali aku gali disini. Punya kelompok yang beuh luar biasa. Kami solid, saling berbagi, tanggung jawab, tolong menolong, saling melengkapi, saling membully, baperan (mudah terbawa suasana), seru, penuh kejutan, dan apalah itu. Aku tidak menemukan kata lain yang mampu menggambarkannya.

Satu lagi, kutemukan kata korsa di deretan abjad kamus Wanagama. “Korsa”, satu kata berjuta makna. “Satu korsa sama rata”, satu kalimat berjuta amanat. Aku tidak merasa dijejali teori tentang itu, tapi itulah yang aku dapat selama di Wanagama. Setelah belajar berenang di permukaan, perlahan aku meleburkan diri ke dalam dunia baruku, menyelami lebih jauh, dan jauh ke dalam dunia kehutanan.

~Wanagama, keberadaannya adalah inspirasi untuk kita semua.

Check this video out ! https://www.youtube.com/watch?v=zX9s8lsKfqU&feature=youtu.be

192093 147588 192114 S__23035944

TPHP atau ATP atau KA ya ?

Sama seperti 5 tahun yang lalu, saat itu saya juga bingung untuk menentukan prodi apa yang bersedia menerima saya?

Sedikit flashback, ada satu kebingungan sebelum itu sebenarnya. Yakni memutuskan untuk masuk SMA atau SMK. Saya berinisiatif mendaftar dua-duanya, pilihan SMA jatuh kepada SMA N 1 Temanggung (Smansa) dan SMK jatuh kepada SMK N 1 Temanggung (Stemba). Smansa lebih dulu buka pendaftaran, jadilah saya mendaftar kesana terlebih dahulu. Dukungan keluarga saat itu sangat penuh, karena kebetulan kakak saya yang pertama bekerja di Jepang dan kami pikir akan membantu pembiayaan sekolah. In fact, biaya sekolah di SMA lebih mahal dibandingkan dengan SMK saat itu, mungkin juga sampai sekarang. Well tahapan pendaftaran di SMA ini kalau tidak salah pengumpulan berkas, tes psikologi dan  tes akademik. Saya sudah lolos sampai tahap tes psikologi, normal berarti hehe. Optimis dong selanjutnyaa. Berita mengejutkan datang, entah darimana ayah saya mendapatkan berita bahwa uang masuk Smansa ini mencapai 5 juta lebih. Tidak ada uang di keluarga kami saat itu, karena kakak saya belum mengirim. Bayangan ayah saya, jika masuknya saja sudah bayar segitu, dapat dipastikan biaya selanjutnya juga demikian. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk DO gara-gara tidak sanggup membayar biaya mengingat kontrak kerja kakak saya tinggal 2 tahun, saya diberi pengertian untuk masuk SMK. Berbekal pengalaman 2 kakak saya di sekolah yang sama, orang tua saya berusaha menyanggupi keperluan selama disana. Sebagai anak yang baik (:)), saya tidak memaksakan keadaan. Maka, pada hari yang seharusnya tes akademik di Smansa, saya mendaftar di Stemba yang baru hari pertama pendaftaran.

*flash

Kedua kakak saya mengambil Prodi ATP di Stemba. Menurut cerita dan rumor yang beredar, prodi tertua disini adalah TPHP. Karena tertua otomatis lebih banyak perkembangan dan lebih baik dibandingkan dengan yang lain, katanya. Untuk masuk pun persaingan lebih ketat dan membutuhkan syarat skor UN lebih tinggi. Sebenarnya perasaan saya saat itu lebih sreg ke ATP, karena ya memang seneng aja sama tanaman hehe. Sedang di TPHP saya tidak ada basic masak atau dapur sama sekali, mengingat saya pernah trauma dengan api.  Akhirnya saya pilih TPHP. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut : kedua kakak saya sudah ambil ATP, masa mau lagi?; lebih prestige; persyaratan mencukupi; hitung-hitung mengurangi efek trauma. Itu saja.

Itu pilihan saya.

Balik lagi ke Stemba, Stemba ini punya 3 program studi (jurusan) yaitu TPHP, ATP, dan KA. TPHP merupakan salah satu kompetensi keahlian di Stemba, kependekan dari Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dibawah program studi keahlian Agribisnis Hasil Pertanian. ATP juga merupakan salah satu kompetensi keahlian di Stemba, di bawah program studi keahlian Agribisnis Produksi Tanaman, kependekan dari Agribisnis Tanaman Perkebunan. Demikian juga KA, merupakan salah satu kompetensi keahlian di Stemba di bawah program studi Teknik Kimia. TPHP dan ATP masuk dalam rumpun pertanian sesuai dengan basic sekolah kami, akan tetapi saya kurang begitu paham dengan KA.

Seperti halnya pemikiran orang tua atau siapapun tentang Stemba, bahwa setelah lulus akan disalurkan bekerja, memang benar. Sekolah kami ada bagian khusus yang menangani masalah pekerjaan dan Praktik Industri, yaitu Bagian Hubungan Industri (HI)/BKK (Bursa Kerja Khusus). Lulus nganggur, lapor saja. Tunggu, kalian akan dapat tempat kerja segera.

Prospek kerja jurusan TPHP banyak, mayoritas di perusahaan pangan baik yang sudah bonafit seperti Nutrifood, Garudafood, Nestle, Mayora, Japfa dsb maupun perusahaan yang masih berkembang atau baru dirintis. Selain itu juga bisa bekerja di perusahaan pengemasan, distributor, maupun mikrobiologi. Tidak mau bekerja di perusahaan, di sekolah dibekali ilmu Kewirausahaan yang bisa diaplikasikan. Atau bisa juga di laboratorium institusi, di dinas ketahanan pangan, disperindagkop (lupa kepanjangannya hehe) atau malah melanjutkan ke perguruan tinggi. Lulusan ATP banyak yang bekerja di luar Jawa di perusahaan yang sudah ternama seperti Astra, BGA, Sinarmas dsb atau di Jawa seperi Eastwest Seed, Penyuluh pertanian, dinas pertanian, dinas pertanahan, perusahaan pupuk, nursery, laboratorium, dan bisa juga melanjutkan ke perguruan tinggi. Prospek kerja jurusan KA hampir sama dengan jurusan TPHP, di perusahaan pangan, perusahaan kimia, farmasi, kosmetik, laboratorium, dan juga melanjutkan ke perguruan tinggi. Perbedaan dengan TPHP adalah siswa TPHP dibekali dengan raw material hasil pertanian, dasar-dasar pengolahan, pengemasan, dan dasar mesin produksi. Jika di KA lebih intens di analisis kimianya, di TPHP hanya diajarkan analisis kimia dasar untuk pengendalian mutu produksi pangan.

Jangan khawatir, semua jurusan di Stemba meskipun berbeda tahun pendiriannya, sudah terakreditasi A. Mengenai Stemba, sudah cukup banyak prestasi yang diperoleh selama 39 tahun berdiri (tulisan ini saya buat di 2016). Di luar prestasi akademik dan non akademik, sekolah kami juga sudah diakui di kancah nasional dan internasional. Di kancah internasional, terbukti dengan diperolehnya status SMK N 1 Temanggung sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (dulu). Dulu juga, sering mengundang pengajar dari luar negeri untuk menyampaikan materi di kelas, meskipun hanya beberapa kali. Di Indonesia, nama SMK N 1 Temanggung sudah cukup banyak dikenal sebagai SMK berbasis pertanian. Sering ada kunjungan untuk studi banding entah dari guru maupun siswa dari sekolah lain di Jawa dan di luar Jawa. Banyak sertifikasi dari lembaga-lembaga yang kredibel seperti ISO 9001 tentang Manajemen Mutu, ISO 14001 tentang Lingkungan Hidup, Green School Awards, SMK Adiwiyata Mandiri, dan baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai sekolah yang berintegritas dalam penyelenggaraan Ujian Nasional.

Semua jurusan baik bukan ? Tinggal sregkan sama hati saja. Ga bakalan rugi sekolah di Stemba.

Penasaran ? Datangi saja kampusnya, terbuka kok. Alamatnya di Jalan Kadar Maron Sidorejo Kotak Pos 104 Temanggung 56221. Jangan heran kalian bakal capek mengelilingi Stemba, karena memang luasannya bisa dibilang luas, lebih luas dibanding SMA/SMK lain di Temanggung, sekitar 4,5 Ha. Sebelumnya survey ke kampus, boleh kalau mau stalking di webnya, klik www.stembatema.sch.id

Welcome to SMK N 1 Temanggung  🙂

Jadi, apa pilihanmu ?

Mars STM Pembangunan

Lagu ini pertama saya dengar pada saat MOS. Sebagai siswa baru, tentu bergumam “lagu apa sih?”. Saya juga. Karena pada saat saya MOS, sekolah saya berstatus SBI, jadilah pengantar MOS pakai Bahasa Inggris. Penjelasan apa makna lagu ini tak sedikitpun saya dapat. Namun mendengar lagu ini membuat kesan sarat akan makna, keramat, sakral atau perasaan lain semacam itu. Karena dinyanyikan di saat saya masuk Stemba (MOS) dan keluar dari Stemba (wisuda). Setelah saya browsing, dan mendapatkan info yang cukup lengkap dari http://arie5758.blogspot.co.id/ , saya pikir ada benarnya untuk berbagi tentang Mars STM Pembangunan.

Jadi sejarahnya seperti ini,

Dalam rangka memperingati Lustrum Pertama STM Pembangunan Yogyakarta mengadakan Lomba Cipta Lagu Mars dan Logo STM Pembangunan. Hasil lomba lagu dipilih lagu mars ciptaan Sudarto untuk direvisi dan dijadikan sebagai Lagu Mars STM Pembangunan Yogyakarta. Berikut ini adalah copy SK Dewan juri Lomba Cipta Lagu Mars STM Pembangunan Yogyakarta :

sk

mars1

Pada saat upacara bendera hari Senin, 19 Januari 1976, di lapangan STM Pembangunan Yogyakarta, Kepala Sekolah

Drs. Soetarman selaku Pembina Upacara menyampaikan amanat, diantaranya sebagai berikut:

“Dalam wisuda pertama lulusan STM Pembangunan seluruh Indonesia di Gedung Convention Hall Jakarta, wakil dari STM Pembangunan Yogyakarta mendapat kehormatan tampil menyanyikan Lagu Mars STM Pembangunan dipimpin oleh Sentot dari jurusan Kimia. Penampilan koor Mars STM Pembangunan tersebut mendapat sambutan meriah dari seluruh hadirin, dan applause dari bapak Menteri. Acara wisuda itu dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beserta jajarannya, para pimpinan perusahaan, utusan dari kelima STM Pembangunan (Yogya, Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Pekalongan), dan tamu undangan lainnya.”
Kepala sekolah juga menerangkan, bahwa sejak saat itu Lagu Mars STM Pembangunan ciptaan Sudarto ditetapkan sebagai Lagu Mars STM Pembangunan seluruh Indonesia yang meliputi 5 sekolah, yaitu:

  1. STM Pembangunan Jakarta.
  2. STM Pembangunan Yogyakarta.
  3. STM Pembangunan Surabaya.
  4. STM Pembangunan Semarang.
  5. STM Pembangunan Pekalongan.

“…terima kasih kepada saudara Sudarto kelas IV Geologi Tambang…” ucap Drs. Soetarman menutup amanat, dan disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta upacara.

(sumber: Buku Harian Sudarto)

Teks lagu tersebut digandakan dan dibagikan pada perayaan HUT ke 1 STM Pembangunan Yogyakarta, dan juga dibagikan pada hadirin dalam wisuda pertama lulusan STM Pembangunan di Gedung Conventional Jakarta.

Nah… begitulah sejarahnya, dari Stembayo untuk seluruh Stemba di Indonesia. Semoga menjadi pengetahuan tersendiri bagi para alumni Stemba yang membaca tulisan ini.

Lirik lagunya kurang lebih seperti ini :

Seiring derap pembangunan

Tingkatkan mutu pendidikan

Perintis STM Pembangunan

Menuju cita-cita

Siap mengabdi kepada nusa, bangsa, dan negara

Indonesia tercinta

Indonesia nan jaya

Melihat sejarah di atas, Stembatema ternyata belum ikut andil hehe, mungkin masih belum terbentuk saat itu. Dan sayangnya, saya juga tidak punya dokumentasi apapun tentang Mars Stemba. Setelah browsing, berikut saya sertakan link video Mars Stemba meskipun kurang jelas hehe.

https://www.youtube.com/watch?v=XJ5h50HrcH4

Lirik lagunya kurang lebih seperti ini :

Seiring derap pembangunan

Tingkatkan mutu pendidikan

Perintis STM Pembangunan

Menuju cita-cita

Siap mengabdi kepada nusa, bangsa, dan negara

Indonesia tercinta

Indonesia nan jaya

Semoga bermanfaat 🙂

Mengapa Stembatema ?

Mumpung libur, sejenak bernostalgia. Ini karena tadi saya mampir ke kampus lama untuk mengambil ijazah sebenarnya hehe. Sudah lama sekali saya ingin berbagi cerita tentang sekolah saya dulu, SMK Negeri 1 Temanggung yang punya dasanama. Sependek pengetahuan saya, nama resminya adalah SMK Negeri 1 (STM Pembangunan) Temanggung. Namun banyak nama-nama yang lain selain itu, antara lain : Stemba (STM Pembangunan); Stembatema (STM Pembangunan Temanggung); STM Maron karena berlokasi di Jl. Kadar Maron, dan misteriusnya sampai sekarang saya belum tahu bangunan sekolah kami ini nomernya berapa, di alamat resminya hanya tercantum Jl. Kadar Maron Kotak Pos 104 Temanggung 56221; bahkan julukan lain seperti Sekolah Tekan Magrib (STM) karena sebagian besar siswanya aktif berorganisasi dan menunggui secretariat sampai Magrib, pekerjaan apapun dikerjakan di sekre; Sekolah Banyu Irit (SBI) karena dulu pernah berstatus SBI (Sekolah Berstandar Internasional) sebelum akhirnya dicabut berdasarkan keputusan menteri pendidikan, daaan fasilitas air di sekolah kami sangat minim, hanya terdapat 2 toilet siswa yang masih lancar untuk melayani 1700 lebih siswa; dan masih banyak lagi. Dan baru di kelas 3 kalau tidak salah saya tahu kepanjangan STM itu Sekolah Teknik Menengah. Oh.

Di kampus saya yang sekarang, sangat sedikit lulusan SMKnya. Boro-boro mereka tahu SMK Negeri 1 Temanggung. Mereka terheran-heran saat saya kasih tahu bahwa program pendidikan di sekolah kami 4 tahun. Iya, jadi pendidikan di sekolah kami 4 tahun. Ceritanya, ijazah kami setara dengan D1. Fakta di perusahaan memang demikian, ijazah SMK 4 tahun sedikit lebih di atas SMK/SMA biasa. Namun di pendidikan tinggi, ijazah kami tetaplah sama dengan SMA/SMK biasa. Yaa, bisa dibilang rugi 1 tahun jika kita melanjutkan kuliah.

Sekolah kami cukup terkenal di kancah SMK, terutama SMK Pertanian, karena basic kami memang pertanian. Meskipun dalam faktanya jurusan Kimia Analis kurang cocok untuk dimasukkan dalam golongan pertanian, menurut saya. Cukup terkenal juga di lingkup kabupaten, karena, ya memang terkenal (*songong*).

Kebanyakan siswa disini merupakan masyarakat dari berbagai pelosok desa di Temanggung. Bisa dipastikan mereka membawa semangat luar biasa bukan? Alasan kami masuk ke sini, paling utama biasanya adalah biayanya murah (dibandingkan dengan SMA lain yang kelas mutunya sama), mutu pendidikan bagus, dan setelah lulus langsung disalurkan kerja. Dan tentu saja berasal dari kalangan menengah ke bawah, karena masyarakat yang mampu mikir dua kali untuk menyekolahkan anaknya disini. Hehe. Jadi jangan khawatir tentang gaya hidup yang hedon atau apalah, kami tidak tahu. Merasa senasib disini, kami merasa itulah kekuatan kami untuk mencari apa yang bisa didapatkan disini. Mengeksplorasi diri saya bilang.

Ketiga jurusan yang dimiliki, yaitu TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian), ATP (Agribisnis Tanaman Perkebunan), dan KA (Kimia Analisis) sudah terakreditasi A. Selain itu sekolah kami juga sudah bersertifikasi ISO 9001 tentang Manajemen Mutu, dan ISO 14001 tentang Lingkungan Hidup. Sebagai tambahan sekolah kami juga merupakan sekolah Adiwiyata Mandiri loh hehe. So, masih ragu buat masuk SMK ?

Berada di Maron ini, kalian pasti tahu dengan MW, Mak Pah, TOPnet, Amanah, Mie Ayam Purwokerto, Terminal, Pertelon, Maron Sport, istilah “puter kampus”, bong, Wonosoboan, Sukorejonan, Gemini, V3, dan tempat-tempat legendaris lainnya. Jika belum tahu, maka dapat dipastikan dia adalah kutu buku, atau semacam tipe mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang) kalau di Pendidikan Tinggi.

Ah tak perlu kuceritakan panjang lebar, pasti kalian sudah tahu (bagi siswa non kupu-kupu atau alumni), dan harus mencari tahu jika belum tahu (bagi siswa yang belum tahu atau calon siswa). STM tanpa mereka adalah hampa. Merekalah atmosfer pendukung kehidupan siswa Stemba.

Di Stemba ini, banyak banget yang bisa kita ambil dan kita manfaatkan. Dan tidak bisa dibandingkan dengan masa manapun, bahkan termasuk kuliah. Belajar mendewasa bersama-sama, mencari jati diri, mencari artinya cinta, mencari teman yang sangat mungkin menjadi best friend forever, mengatasi berbagai masalah di kehidupan kelas dan organisasi, belajar mengerti, berbagi, menggila, dan, ah, tulisan ini tak lagi bisa memuat apa yang saya dapatkan disana. *tiba-tiba saya nangis dan merindukan itu semua 🙁 🙁

Salam hangat dan sukses buat keluarga besar Stembatema, dimanapun 🙂

Actually, no word best describes about Stemba anymore. Can we do something crazy once more ?