Monthly Archives: October 2015

Mengulas Perkuliahan Fitogeografi Pohon

Tahukah teman-teman tentang fitogeografi ? Oh belum.

Mudahnya, fitogeografi pohon tuh pelajaran pengenalan pohon, mulai dari ciri fisik seperti daun, bunga, buah, biji sampai habitat dan taksonomi. Tapi kalau daun, bunga, buah, biji kan sudah kita pelajari sejak SD, nah disini diperdalam lagi. Misal nih tentang daun, nanti di fitogeografi dipelajari juga bentuk pertulangan daun, duduk daun, tekstur daun, apa itu internodia dan sebagainya. Kalau tentang bunga misalnya, nanti bunganya simetris berapa, tipe bunganya tongkol atau malai (malai apalagi) atau apa, seperti itu. Seru kan ?

Jadi itu kesan pertama pas mata kuliah fitogeografi. Karena kami di fakultas kehutanan, pohon-pohon yang dibahas mayoritas adalah pepohonan hutan. Ternyata sengon, mahoni, sonokeling, durian termasuk yang dipelajari. Pohon-pohon itu sebagian sering saya lihat di kampung dulu. Jadi beruntunglah saya menjadi orang desa sehingga tidak terlalu asing dengan mereka. Hehe.

Ada kesulitan ga sih ? Jelas banyak. Karena pohon-pohon hutan yang dipelajari itu jarang kita lihat dan banyak sekali jenisnya. Tipenya tidak sedikit juga.

Tapi tenang aja, dosennya Alhamdulillah saya dapat yang luar biasa, Pak Atus Syahbudin, P.HD. Tak kasih gambaran bagaimana asyiknya pembelajaran mata kuliah fitogeografi berlangsung ya.

a. Mahasiswa mempunyai buku pegangan

Mahasiswa diarahkan untuk mempunyai buku ajar mata kuliah Fitogeografi Pohon yang disusun oleh Bu Adri dan Pak Wiyono dari Laboratorium Dendrologi Bagian Silvikultur fakultas kami. Meskipun kami fotokopi sendiri sih hehe. Materi di dalam buku itu sudah lengkap, dan runtut serta disertai gambar sketch yang memudahkan pemahaman mahasiswa. Dengan buku ini, mahasiswa dapat belajar lebih dulu sebelum perkuliahan disampaikan, dan menyiapkan pertanyaan untuk didiskusikan.

b. Metode perkuliahan menarik

Materi pekuliahan disampaikan dalam slide powerpoint bergambar. Langkah ini menurut saya berhasil mengurangi sedikit rasa kantuk, daripada hanya mendengarkan penjelasan dosen yang text oriented. Penjelasan disertai gambar memudahkan masuknya ilmu ke otak kita.

c. Penyampaian materi cocok

Pak Atus menyampaikan materi dengan runtut dan telaten, suara dan intonasi jelas, serta tidak kaku. Pembawaan beliau selalu semangat, sehingga kami yang diajar malu jika kuliah tanpa semangat.

d. Pengamatan langsung ke objeknya

Selain dari slide powerpoint, beliau tak jarang membawakan contoh yang diamati. Misalnya pada perbedaan daun tunggal dan daun majemuk, beliau membawakan daun tunggal dan daun majemuk ke kelas. Jadi kami semakin paham.

e. Peraturan di kelas tidak kaku

Terkait peraturan di kelas, ada yang seru nih. Toleransi keterlambatan mahasiswa 15 menit, begitu juga untuk beliau. Konsekuensinya mahasiswa yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diijinkan masuk, sedangkan apabila Pak Atus yang terlambat lebih dari 15 menit dan tidak ada konfirmasi, maka perkuliahan ditiadakan. Yeay. Untungkah atau rugikah ? Hmm, both of them.

f. Ada motivation building

Istimewanya di kelas beliau, kami tidak hanya dibekali dengan materi akademis, tetapi juga motivation building setiap kali pertemuan. Sering sekali Pak Atus menyampaikan tentang pengalaman kuliahnya di luar negeri, betapa menyenangkannnya, bagaimana perjuangannya, apa suka dukanya, dan terus membawa kami ke mimpi-mimpi. Beliau selalu menyampaikan bahwa

hidup ini seperti piramida, dan cita-cita tertinggi kami berada di puncak”

Untuk mencapai puncak, bukan dengan loncat, tetapi dengan menyusun batu, kerikil, pasir di badan piramida itu. Beliau tanyakan terus sampai dimana kami menyusun material untuk sampai ke puncak. Hal ini membuat kita mereview tujuan awal kami berada di sini. Aih, tiba-tiba mimpi ini rasanya dekat saja.

g. Ada feedback dari mahasiswa untuk dosen

Kerennya lagi, Pak Atus tuh welcome banget untuk masukan yang konstruktif, salah satunya melalui “mengulas perkuliahan fitogeografi” ini. Disini kami merasa kami ada.

Kebayang kan bagaimana perkuliahan fitogeografi pohon dengan Pak Atus ?

Nah dari gambaran tadi, menurut saya perkuliahan akan lebih baik lagi jika ditambah dengan

a. Peningkatan metode pembelajaran

Mahasiswa akan lebih paham dengan materi perkuliahan yang disampaikan jika mengamati, dan berinteraksi langsung dengan objek yang dibahas. Disini perlulah kiranya untuk memperbanyak pengamatan dan interaksi langsung dengan objek di luar kelas. Selain itu, penyampaian materi dalam bentuk audio visual misalnya dokumenter akan lebih memudahkan mahasiswa dalam mencerna materi. Mungkin karena saya termasuk tipe pembelajar audio visual hehe.

b. Menambahkan diskusi dan tugas kelompok

Selama ini diskusi kelompok belum dilakukan di perkuliahan fitogeografi pohon. Diskusi kelompok diharapkan memberi kesempatan bagi mahasiswa yang jarang terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas agar lebih percaya diri, mampu mengutarakan pendapat, dan mengasah pola pikir, serta kerja sama dalam tim. Tugas kelompok misalnya presentasi atau pembuatan paper juga demikian.

c. Membuat pembelajaran lebih interaktif

Salah satu yang interaktif dari metode perkuliahan Pak Atus adalah menanyakan suatu hal kepada siswa secara acak, biasanya berdasarkan absen. Ini lumayan menguntungkan bagi mahasiswa yang kurang PD untuk bertanya atau mengutarakan pendapat, karena mendapatkan kesempatan melalui ini.

Lebih dari itu, pembelajaran interaktif bisa dicoba salah satunya dengan games di dalam kelas. Meskipun kesannya kekanak-kanakan (hehe) tetapi biasanya esensi dari games ini justru masuk ke dalam memori kita. Untuk mengurangi kebosanan dalam penyampaian materi, perlu juga diselingi dengan jokes atau ice breaking atau hal lain yang bersifat relaxing selama 100 menit pembelajaran.

d. Mengadakan latihan soal sesering mungkin

Jadi ceritanya, mahasiswa berkuliah fitogeografi pohon dengan santai, mengikuti perkuliahan, meskipun belum paham semuanya. Sampai tiba saat pre-test untuk praktikum, eh gelagapan semua, hanya sebagian kecil yang bisa dikerjakan 😀

Bertolak dari itu, mengadakan latihan soal sesering diharapkan akan membagi beban belajar untuk ujian dan evaluasi. Mengingat banyaknya materi fitogeografi pohon, banyak kosakata baru, perlu untuk diadakan latihan soal yang juga akan memperdalam pemahaman.

e. Membekali mahasiswa dengan tugas

Mata kuliah fitogeografi pohon cenderung santai bagi mahasiswa (terutama saya) karena tuntutan tugas sedikit, baik tugas individu maupun tugas kelompok dan sebelum UTS ini praktikum baru dilaksanakan 1 kali. Keadaan ini membuat kami terlena, dan keteteran pada saat pre-test. Tugas ataupun kuis diharapkan membuat mahasiswa menjadi lebih aktif, lebih tahu, dan lebih mandiri.

f. Memanfaatkan teknologi

Pemanfaatan teknologi seperti tugas blogging merupakan cara yang cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan analisis dan kemampuan menulis, mengingat pentingnya kemampuan-kemampuan tersebut untuk mahasiswa. Akan lebih baik lagi jika kita belajar memanfaatkan teknologi yang ada, seperti elisa, e-journal, atau melalui media sosial yang sering digunakan. Ada baiknya juga mahasiswa diberi link bahan belajar selain dari buku untuk memperluas wawasan.

Parameter keberhasilan pembelajaran menurut Kholiq (2012) diantaranya ada metode pembelajaran, pengelolaan kelas, keterampilan bertanya, pelayanan individual, sumber belajar dan alat bantu pembelajaran, umpan balik dan evaluasi, komunikasi dan interaksi, keterlibatan mahasiswa, refleksi, hasil karya mahasiswa, dan hasil belajar. Sedikit lagi langkah perkuliahan fitogeografi pohon untuk memenuhi parameter-parameter itu.

Terima kasih untuk Pak Atus dan semua komponen yang terlibat dalam perkuliahan ini 🙂

That’s all. Maturnuwun 🙂

Mahasiswa +++ di Kampus Kerakyatan

sumber : www.pedidikanindonesia.com
sumber : www.pedidikanindonesia.com

Mahasiswa +++ di Kampus Kerakyatan

Adalah kita

Sudahkah kita menjadi salah satu dari yang berikut ini ?

Mahasiswa Berbeasiswa

Oleh Pak Atus Syahbudin, S.Hut, M.Sc, Ph.D

Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

-dengan beberapa perubahan-

Beasiswa ? Hmm. Menggiurkan.

Beasiswa tidak hanya menawarkan biaya pendidikan saja lho. Sebut saja beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Berdasarkan pengalaman Pak Atus Syahbudin, dosen Fakultas Kehutanan UGM, beasiswa ini bahkan memberikan fasilitas tunjangan bagi anak dan istri. Kegiatan mahasiswa berbeasiswa Antara lain jalan-jalan gratis, belajar dan tidur. Siapa yang tidak mau ? Bahkan disebutkan bahwa mahasiswa berbeasiswa itu paling enak di dunia.

Beasiswa kuliah apalagi di negara lain seperti Jepang misalnya, akan memberikan kita banyak pengalaman, mulai dari melihat salju –ngga ada kan di Indonesia? 😀– sampai belajar kebudayaan setempat. Selain itu biaya hidup tidaklah semahal yang kita bayangkan. Bahkan kita akan mendapati uang beasiswa kita sisa dan dapat kita tabung jika kita bisa mengatur pengeluaran dengan baik. Tidak heran jika banyak mahasiswa yang pulang kuliah dari luar negeri langsung beli mobil baru.

Di Jepang beasiswa LPDP yang diberikan untuk mahasiswa Indonesia mencapai 170.000 ¥. Kalau dikurskan ke Rupiah menjadi sekitar Rp. 17.000.000. Mau ngga ? 😛

Namun dibalik kesenangan itu semua, tentunya perlu pengorbanan untuk memenuhi persyaratan pengajuan beasiswa yang seabrek. Yang paling dasar adalah persyaratan TOEFL (Test of English as Foreign Language)/IELTS (International English Language Testing System) sebagai patokan kemampuan berbahasa internasional. Masing-masing universitas dan jenis beasiswa mempunyai standar sendiri untuk ini, misalnya UK mensyaratkan calon pelamar beasiswa mempunyai skor TOEFL 575, Australia 500, dan lain-lain. Lain tempat lain pula persyaratannya. Beberapa beasiswa Jepang tidak menggunakan syarat TOEFL tetapi menggunakan JLPT (Japanese Language Proficiency Test), Korea menggunakan syarat TOPIK (Test of Profiency in Korean) dan sebagainya.

Menurut Pak Atus sendiri tips menjadi mahasiswa berbeasiswa adalah

Tentukan beasiswa à Fokus à Cari persyaratannya à Penuhi

Selamat mencoba jadi mahasiswa kaya J

SEKARANG!

Mahasiswa Magang

Oleh Pak Wikan Sakarinto, Ph.D

Wakil Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

-dengan beberapa perubahan-

Pas dengar beliau kuliah S2 di Wageningen itu beuh, keyeen. S3 di Jepang pula. Beliau adalah penulis di www.isigood.com, sebelum ini pernah beberapa kali membaca artikel di isigood juga, hmm, isinya mahasiswa dan banyak benernya hehe.

Wahai para pengejar IPK tinggi !

Ingat !

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh UGM pada mitra kerjanya, didapatkan hasil bahwa poin pertama yang paling dicari oleh perusahaan dalam perekrutan karyawan adalah komunikasi. Selanjutnya ada self management. Selanjutnya lagi ada kemampuan berbicara di depan umum, leadership, dan sebagainya. Tahukah IPK menempati urutan ke berapa ? ternyata ke sembilan. IPK sebenarnya hanya sebagai jembatan administratif untuk melengkapi persyaratan yang diberikan perusahaan. Hal itu juga dilakukan oleh perusahaan untuk membatasi jumlah pelamar yang masuk. Betapa kita sering mendewa-dewakan IPK.

Okay, selama kuliah, janganlah kita jadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mengapa ? Kupu-kupu is only for them selves, they fly alone. Alangkah baiknya jika kita memanfaatkan kesempatan kuliah dengan berorganisasi dan magang. Karena banyak hal yang tidak kita dapatkan di kelas, akan kita peroleh disini. Sebagai gambaran ya, dengan magang, berarti kita berinvestasi untuk masa depan kita, kita membentuk karakter kita, memperluas relasi, magang juga bisa menjadi jalan rekomendasi dari atasan kita untuk kita mendapatkan beasiswa, kita bisa memperpanjang CV, dan magang merupakan awal karir mahasiswa.

Dalam magang kita tidak boleh sembarangan memilih tempat. Pilih yang sekiranya bisa bermanfaat untuk kita. Tapi yang bermanfaat pun belum tentu mau menerima kita. Pak Wikan membocorkan tips untuk ini, yaitu dengan menyiapkan kompetensi, ilmu, dan skill yang kita miliki –usahakan kita bernilai lebih ya, soalnya banyak juga saingannya yang sama-sama kompeten, berilmu dan skillful-, punya network atau link atau kenalan di dalam perusahaan yang diincar, oh ya jangan lupa gunakan CV terupdate yang kita miliki.

That’s all J

Mahasiswa Santri

Oleh Mas Fraga Luzmi Fahmi, S.T

Alumni Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada

-dengan beberapa perubahan-

Kok bisa ya ? Itu yang ada di pikiran saya pas awal presentasi. Jadi beliau ini ya kuliah, ya mondok, ya ikut organisasi. Ckckck. Beliau keterima di UGM, ITB, STTelkom, dan ditawari untuk melanjutkan S2 pada saat semester 7 oleh dosen pembimbingnya. Hebat nian.

Apa hakikat hidup ini ? Satu, ibadah, QS. Adz-Dzariyat:56. Dua, bertaqwa, QS. Al-Baqarah:. Sebagai makhluk hidup kita juga dituntut untuk menjadi HP berprosesor besar, yang bisa multitasking dan cepat.

Kita yakin kan kalau aka nada kehidupan setelah kita mati ? Itulah mengapa penting bagi kita untuk tidak mengesampingkan kehidupan akhirat.

Sudahkah kita mempejari Al-Quran dan hadits ? Pada dasarnya ilmu merupakan ayat yang menghukumi Al-Qur’an, ayat yang menghukumi hadits, dan ayat yang menghukumi ilmu faroidh yang adil.

Mondok sendiri juga punya banyak keuntungan bagi santrinya, yakni mempunyai banyak teman, belajar disiplin dan bisa membagi waktu dengan baik, kita hidup di lingkungan yang baik, dan jika merasa bosan tinggal jalan-jalan, refreshing sama teman-teman.

Beliau mengatakan, “saya ingin menginspirasi orang”, maka saya juga bertekad demikian. Suatu saat nanti InsyaAllah.

Man Jadda wa Jadda.

Mahasiswa HPPT

Kuliah vs Organisasi

Oleh Mas Satria Triputra Wisnumurti

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada 2015

-dengan beberapa perubahan-

Permasalahan klasik ini. Banyak dibahas dimana-mana, tapi belum mampu diterapkan semua orang, karena semua itu kembali lagi ke diri masing-masing.

Akademik merupakan amanah dari orang tua kita, sedangkan organisasi merupakan panggilan jiwa atau karakter seseorang. Yang paling saya ingat adalah kalimat berikut ini.

“Satu sama lain bukan saling meniadakan, tapi saling menguatkan” karena saling keterkaitan.

Terkait dengan permasalahan ini, Mas Satria menawarkan alternatif seperti ini.

  1. Selesaikan amanah orang tua secepat mungkin
  2. Tahu passion dan konsekuensi

Apa yang bisa kita dapatkan dengan mengikuti organisasi di sela-sela kesibukan kuliah ? Tunjukkan karakter organisasi dimanapun kita berada, karena kita merupakan representasi dari organisasi yang kita ikuti. Jika kita berorganisasi maka akan dijumpai banyak pertanyaan yang bisa dijadikan bahan diskusi di kelas. Selain itu aktivitas menjadikan kita sumber daya yang strategis.

“Siapapun yang memiliki value di dunia ini, tidak akan pernah menemukan pilihan hidup yang menyengsarakan, baginya setiap tantangan merupakan ujian kehormatan”

Sukses Cepat ala Mahasiswa

Rehan Abdullah Salam, S.TP.

Alumni Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada

-dengan beberapa perubahan-

Beliau bukan penulis, bukan pengide yang baik, bukan juga juara PKM.

Berawal dari UGM Expo 2011, beliau awalnya jualan kopi gula aren. Lalu penelitian skripsi beliau adalah menciptakan mesin pengkristal gula aren menjadi gula semut. Dari sini beliau mencoba memasarkan produknya ke supermarket, bahkan ekspor. Hasilnya ? Tidak laku. Akhirnya di tahun 2012 terciptalah “chockles”, yaitu coklat dengan pemanis gula aren. Sampai sekarang menjadi ownernya sarinira hot chocolate.

Tidak menyangka jika dulu hanya jualan asongan chockles ini, kemudian bagi hasil dengan teman-teman jalanan lainnya, dan hasilnya terkumpul puluhan juta. Uang ini digunakan untuk modal menyewa tempat bagi bisnisnya yang berada di Sendowo.

Bukan tanpa kegagalan dalam berusaha. Beliau sering jatuh namun berusaha bangkit lagi. Hingga sampai sekarang chockles ini mempunyai 10 cabang di Yogyakarta.

Buka ? Susah. Terbuka ? Unbeatable

Mahasiswa Peneliti Nasional

Oleh Mas Khoir Eko P

-dengan beberapa perubahan-

Hidup ini memang menarik lho, tapi kita harus memanajemennya J

Banyak sekali kegiatan mahasiswa di kampus, ada yang ikut UKM, LKTI, ada praktikum dan segala macam. Sayang jika momen mahasiswa ini tidak diisi dengan hal-hal yang positif, seperti kompetisi nasional misalnya.

Kompetisi nasional akan melatih kita bagaimana bekerja sama yang baik, bagaimana mengasah inovasi, dan meningkatkan mutu diri. Tim yang kongkret terdiri dari a competitive person, a good poster designer, dan a good presenter. Kita harus berani berpikir dari sisi yang berbeda, and gold in chasing you.

Cara sukses berkompetisi yaitu inovasi program, bagaimana menyelesaikan masalah, dan mandiri.

Simpulan~

  1. Letakkan cita-cita setinggi mungkin, berusaha mencapai cita-cita setinggi mungkin, passionate, realistis
  2. Ilmu dunia dan ibadah, hakikat di dunia adalah beribadah, jadi dahulukan ibadah